Lagi-Lagi.. Air Mata Laki-Laki..
Lagi-Lagi.. Air Mata Laki-Laki..
Sekarang aku tahu
mengapa laki-laki tidak boleh menangis. Kalau laki-laki menangis, maka ia akan
terlihat sangat menyedihkan. Aku merasakan itu ketika melihat teman sekelas ku
menangis tersedu-sedu, dan kau tahu apa sebabnya? Katanya dia sedih ditinggal
seseorang. Kupikir itu adalah gadis. Tapi yang ia tangisi ternyata sesamanya. Kutanya
seperti apa orang yang dia tangisi itu. Dan dengan tersedu-sedu dia menjelaskan
kebaikan orang itu.
Lah, begitu
rupanya…. Aku tersenyum dalam hati setelah mendengar ceritanya. Ternyata laki-laki
pun punya rasa kesepian. Sambil terisak, dia cerita kalau orang itu selalu
membantunya, menemaninya shalat di gelap subuh yang menggigil, mengajaknya
sahur setiap senin-kamis dan banyak lagi. Sesekali isakannya sangat pedih
kurasa. Meskipun menyakitkan tapi lucu. Sebab kata-katanya sampai tertahan
lantaran sesak, dan itu pertama kalinya kulihat dia seperti itu.
-
Dimalam renungan
ini aku tak bisa beranjak. Aku menatap mereka yang saling berpelukan, dan
bertukar tangis. Mulut mereka
komat-kamit dan aku tak tahu mereka berkata apa. Mata mereka basah oleh
butir-butir bening yang seiring dengan kata
keluar dari mulut mereka, maka
butiran bening itu semakin deras turunnya.
Diam-diam, aku melirik
suara tangis dibelakangku. Sangat keras dan aku sangat penasaran siapa empunya.
Ternyata seseorang… bukan seseorang yang spesial, tapi seseorang itu nampak
memeluk ibunya, menangis di dekapan ibunya.
Dan laki-laki. Kulihat
lagi laki-laki yang menangis yang kembali turut mengiris hatiku. Padahal jika
yang melakukan itu perempuan, beda rasanya dengan sekarang, jika yang menangis
itu laki-laki. Aku tidak tahu dan tak bisa menerka apa yang dia katakan, tapi
berhubung kami baru saja diberi pencerahan tentang ‘ibu’ yakinlah aku bahwa si
anak laki-laki yang sedang menangis itu sedang mengucapkan maaf-terima
kasih-aku cinta ibu silih berganti. Lama sekali laki-laki itu menangis…
-
Dua LKS di
lemariku telah menjerit untuk dibaca. Yang satu biru tua dan lainnya biru muda.
Tapi, aku lebih ingin memenuhi jeritan laptopku untuk dibuka. Iseng-iseng aku
buka beberapa video pertandingan sepak bola. Disana, lagi-lagi ada laki-laki
yang menangis karena dikalahkan lawan.
Sungai kecil
disudut matanya membuatku ingin menyelam disana. Sesekali ia menutup mata
sehingga alirannya semakin deras. Baru saja beberapa menit lalu, ia tersenyum,
melompat begitu girangnya lantaran mencatak gol, sekarang ia sudah terduduk
lemas, memandangi air matanya yang jatuh ke rumput hijau.
Entah mengapa,
aku tak kuat memandang pemandangan ini, juga semua pemandangan tadi. Toh menangis
memang hal yang lumrah bagi setiap insan tanpa memandang jenis kelamin. Tapi tetap
tak bisa… akhirnya teriakan adikku---Aldo
menyadarkanku, aku datang padanya dan dia sudah terisak.
“Kau kenapa?”
“Mama mana?”
“Sedang ke pasar”
“Kenapa adik
tidak dibaawa?”
Adikku mulai
sesak napas menahan isak.
“Jangan
menangis!”
“Ke-ke-kenapa?”
Karna aku tak
tahan lihat laki-laki menangis…
- Ini Kisahnya..
Pinrang, 17 Maret 2016
- Ini Kisahnya..
Pinrang, 17 Maret 2016
Komentar
Posting Komentar