It's been a Month..
Hai hai.. here we go
again! Salam dan doa untuk kita semua ya, berhubung pandemi (ternyata)
belum usai dan tidak menunjukkan tanda-tanda akan itu, pun karena sejatinya
kita memang perlu untuk saling mendoakan.
Welcome “Akuuu!”
Hari ini saya memilih untuk mengajak “aku” bercerita,
alih-alih “saya”. Karena saya sebenarnya berharap yang membaca ini adalah
orang-orang yang mengenal baik saya, ketimbang Pembaca Budiman yang sering saya
sebut di tulisan-tulisan lalu. Haha, karena ini ringan banget gaes. Kayak
sebatas curhatan saya terkait sebulan terakhir ini. Oke.
Aku sengaja menulis ini sebelum melanjutkan menulis beberapa refleksi dan review buku yang tertunda. Sekadar check-in saja sih.. Aku membayangkan sedang menceritakan cerita-cerita seperti ini kepada my besties dan karena sulit lagi mendapatkan masa itu, aku luapkan di sini saja :)
Satu bulan terakhir ini, menurutku ialah bulan tersibuk
(mungkin) selama work from home berlangsung.
Utamanya satu dua minggu terakhir ini. Lebay iya.. tapi percayalah, aku sampai hampir
setiap saat memeriksa handphone. Sholat pun rasanya tidak khusyuk (astagfirullah..
malu sama Tuhan :( ), kumpul sama keluarga tidak juga, bahkan sampai merelakan
jam tidur—sesuatu yang jarang sekali kulakukan sesibuk apa pun.
Pertama itu ada kaitannya dengan awal perkuliahan, yang
entah terjadi begitu saja atau memang sudah kuniatkan, bahwa ada beberapa
matkul yang kukoordinir. Padahal sebelumnya di kelas offline, aku tidak tertarik dengan atur-atur begituan. Lebih senang
terima jadi wkwk. Kedua, program himpunan yang aku juga penanggung jawabnya.
Bukan kegiatan besar sih, tapi karena itu adalah yang pertama di kepengurusan,
aku tetap mengusahakan yang terbaik untuk mempersiapkannya. Ketiga, kegiatan
rutin komunitas yang tidak pandang bulu haha. Yeah, kupikir karena KITA sudah
memberikan banyak padaku, aku juga (setidaknya) harus membantu sebisaku
menyukseskan kegiatan-kegiatannya. Keempat, tahap presentasi LKTI yang hmm, Alhamdulillah
belum juara.
Keempat kegiatan itu saling pepet-memepet dan itu cukup
menguras tenaga lahir dan batin.
Akhirnya, pekan berikutnya alias beberapa hari terakhir ini
kujadi balas dendam. Kerjanya santai-santai terus, sembari sesekali juga sih
urus urusan kampus. Tapi kayaknya lebih banyak santai deh haha. Karena dapat
kuota unlimited dari tsel (bukan
iklan :v), jadi banyakan download
recording-recording yang terlewatkan, juga banyak menonton lagi video-video
K-POP jadul. Yah generasi
kedua-ketigalah. Ada Teen Top, BAP, A-Pink, B1A4, Big Bang, Dalmatian, 4minute, dll.
Video-video yang komentar di youtube-nya itu masih hangul semua, belum ramai
sama komentar in English. Dan wah,
aku terperangkap yeorubun. Nostalgia
memang semenjebak itu.
Jadi sadar bahwa ternyata diriku ini sudah jadi K-POPers
selama 10 tahun (sejak 2010) hahahha. Waktu itu kalau kita K-POPers, kita
dianggap aneh. Sekarang kalau tidak tahu K-POP, malah dicap tidak gaul.
Meskipun sempat vakum beberapa kali sih.
Aku juga jadi sadar bahwa dulu, idol itu kayaknya lebih
mengutamakan bakat ketimbang visual, nyanyi-nya selalu live, dan banyak
menyanyi (eh?) bukannya mengandalkan musik yang asyik di bagian reff. Itu keren sih menurutku. Yah,
bukankah semua orang punya masanya dan setiap masa punya orangnya? Haha (aku
meminjam kata-kata ini dari dosenku yang selera humornya sama denganku).
Awalnya kupikir itu ada kaitannya dengan umur atau matureness. Yang mana semakin tua atau
dewasa, bakal semakin berkurang juga rasa suka sama yang begitu-begituan.
Memang sih, sekarang tidak sesuka dulu, tapi sekarangpun masih selalu
mengandalkan K-POP sebagai hiburan. Entah saya yang tidak bertambah dewasa,
atau memang K-POP selalu punya vibe yang
sulit untuk ditolak. Yah begitulah sampai akhirnya rasa excited itu hilang sendiri and
I back to my routines.
Are you guys
surprised? Me too :v
Akibatnya ialah, sudah satu bulan ini aku tidak menulis
refleksi. Itu menjadikan PR refleksiku total ada delapan, termasuk yang dari
PLC Non-Advance (eh apa ya istilahnya? Haha). Ditambah ada tiga novel yang
kubaca, yang menurut targetku sih setiap selesai membaca satu buku ‘wajib’
dituliskan review-nya di blog haha. Semoga diberi keringanan deh, sama Tuhan,
untuk melawan jiwa-jiwa rebahan dan malas-malasanku ini.
Lagi, kayaknya juga sudah satu bulan sejak aku membaca novel
lagi. Tapi di sini izinkan aku membela sisi kutubuku-ku haha. Bukannya malas,
namun karena novel yang kubaca itu tidak menarik. Fyi, ketika aku memutuskan untuk membaca satu novel, prinsipku
adalah bagus tidak bagus harus tetap diselesaikan. Prinsip yang salah emang,
tapi itu juga jadi cara sih sebenarnya untuk tidak merasa rugi karena membeli
buku yang ‘keliru’. Jadinya ya begitu, membaca tidak dengan penghayatan total,
tidak merasa ingin terus membalik halamannya.
Ketiga, satu bulan terakhir ini rumah terasa lebih sepi.
Adikku Ibnu, finally tidak tidur
dengan mamanya setelah hampir seumur hidupnya tidur sama mama haha. Dia masuk
pesantren gaes. Dan agak sedih juga sih, soalnya dia itu yang selalu disuruh
kalau ada beli-beli di luar. Dia sudah bisa naik motor, dan orangnya hati-hati
dalam membeli. Artinya, kalau yang disurukan itu ukurannya (misal) tidak ada,
dia akan pulang dulu, menjelaskan situasinya, alih-alih membeli ukuran yang
lebih kecil atau besar.
Tapi tapii, lucunya ialah karena meskipun dia di pesantren,
dia setiap hari kok dijenguk haha. Pertama karena (tentu) jaraknya ke rumah
dekaat—tidak sampai satu kilo barangkali. Kedua, karena dia itu aslinya pemilih
makanan. Tidak makan sayur (apapun yang mengandung daun), tahu, buah
pilih-pilih, ikan masak, telur Cuma yang dadar.. Pokoknya tidak bakalan match
sama makanan pesantren. Aneh juga sih adekku yang satu ini. Padahal bapak, ibu,
kakak dan adiknya termasuk pemakan segala loh hahah. Jadi, dia itu 2x sehari dibawakan makanan, aduh.
But I know, that it
must be difficult for him too, yah berhubung dia itu kayak terbiasa dimanja
sama ibuku. Mungkin karena dia adalah anak yang survive setelah ibuku dua kali gagal dalam melahirkan, dan juga,
dia anak laki-laki pertama. So yah, kuberharap dia kerasan aja di sana.
Mungkin itulah sedikit pembelaan sekaligus penuntutan, bahwa
“Kau Wi, harusnya sudah mesti berhenti berleha-leha!"
Oke, kadang rindu juga bicara receh begini, akibat sering berpikir
dan bercerita deeply di KITA haha. So
excited sebenarnya untuk menulis refleksi. Materi advanced class kuakui
bagus-bagus dan sangat menjurus ke how to
creat harmony in diversity. Tuhan,
mudahkanlah hamba-Mu ini :)
Tulisannya ringan, tetapi menarik untuk dibaca sampai selesai. Hehe semoga dimudahkan segala prediksi dan rencananya kak wiwi.
BalasHapus