Tetralogi : Senja
#2 Hujan dan Lelaki itu Hujan yang Tercantik dan Tersayang… Rasa-rasanya kau akan turun lagi sore ini, terima kasih. Tahukah kau betapa senangnya aku jika tetes airmu mengucur walaupun serintik? Benar saja, kau pun menghujam bumi yang penuh dosa ini. Seperti biasa, tatkala sudah kudengar gentingku berbunyi tik-tik-tik maka dia akan melesat keluar mengadahkan tangan dan mendongkakkan kepala. Dari balik kaca, aku terbuai dengan dinginmu yang begitu menusuk sampai ke relung hatiku. Kusaksikan, kadang, anak-anak mu yang nakal akan jatuh tepat menerpa matanya, sehingga perih mungkin dia rasakan sedikit. Atau pun mereka---anak-anakmu dengan jahil menyentuh bibirnya yang basah juga karena anak-anakmu yang lain. Jikalau sudah begitu, terpasksa sudah dia lijat, pun air itu bercampur dengan air ludahnya yang pada akhirnya dia telan jua. Kalau-kalau dia beruntung, maka bisa saja aku mendapat kau di tengah hari. Kata orang , yang seperti itu namanya hujan orang mati, atau lebih tepatn