Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2020

Menyelesaikan Masalah vs. Melampaui Masalah

Gambar
Selamat malam, semoga Tuhan selalu melimpahi kita dengan rahmat-Nya. Tulisan ini ialah yang terakhir sebelum kami—para GoP berpindah ke  Advanced Class  untuk PLC berikutnya. Meskipun lagak-lagaknya (dilihat dari  slide opening -nya) materi ini sudah masuk  advanced class  sih haha.  Over all,  sebenarnya saya mau bilang materi ini adalah salah satu yang berkesan. Pertama kali saya memberi judul refleksi sama dengan judul PLC-nya, juga pertama kali saya menuliskannya tepat dihari kami diberikan. Hanya saja karena satu dan lain hal, baru sempat saya unggah sekarang. Jadi, semoga Pembaca Sekalian juga merasakan “kesan” yang saya dapatkan. Selamat membaca :) -   Awal bergabung di KITA Bhinneka Tunggal Ika sebagai guardian of peace , saya sebenarnya sering mempertanyakan ini (dalam hati :v), kenapa yah orang-orang KITA pakai istilah “melampaui” alih-alih “menyelesaikan” atau “mengatasi”? Biasanya kata tersebut disandingkan dengan masalah, konflik, pertentangan, keterbatasan, yang

Mungkinkah Melakukan Perubahan Sosial Tanpa Kekerasan?

Gambar
  Mungkinkah mengintervensi sosial tanpa kekerasan? Pertanyaan inilah yang menjadi topik di awal PLC #17 kemarin tentang The Spirit of Non-Violence . Dan mendengarnya, I really have no idea . Pikiran saya malah melayang-layang ke masa SD-SMP, kepada cerita-cerita guru saya tentang perbedaan anak sekolah pada masanya dan pada masa saya ketika diceritakan. Pesannya sama saja, mereka kerap ditegasi dan dikerasi oleh guru mereka, yang menjadikannya patuh, disiplin, dan bahkan itu didukung oleh orang tua mereka. Lalu, pikiran saya itu singgah juga di pesantren setara SMP saya. Para ustazd yang tidak segan memukul, pun pengurus OSIS (disebut OSPI), termasuk saya sendiri. Mungkin ini disebut negative discipline ya? Dan saya percaya bahwa metode itu memang banyak negatifnya.   Tetapi, bagaimanapun saya menganggap itu bukanlah sebuah kesia-siaan. Mengintervesi (dalam artian mengubah keadaan yang melibatkan orang lain) dengan kekerasan toh masih banyak dipakai di perkuliahan karena katanya