Postingan

Menampilkan postingan dari 2021

Would you like to hear a story?

  Sekitar Juni 2020 kemarin, saya mendapat tugas untuk menuliskan cerita perubahan selama mengikuti program Guardian of Peace (GoP) KITA Bhinneka. Saya pikir bahwa tulisan tersebut hanya akan dibaca oleh Kak Therry—selaku direktur, dan Kak Naomi—selaku officer , jadi, waktu itu saya benar-benar buka-bukaan haha. Ternyata (dan entah bagaimana), cerita perubahan saya itu terpilih untuk dimuat di Annual Magazine KITA Bhinneka. Duh, sebenarnya waktu itu saya belum siap mem- publish cerita saya. Ada apa gerangan, Wi, kok kamu masih ‘takut’ orang-orang membacanya?   Saya pikir jawabannya adalah, karena ada beberapa kalimat yang menurut saya cukup sensitif, ada prasangka-prasangka, dan proses membandingkan, meski dengan dalih “begitulah adanya.” Yang mana, kalau orang-orang yang mengenal saya membacanya, somehow I feel like I’ll be hated. Dan waktu itu sempat ada kekhawatiran juga bahwa barangkali, perubahan yang saya rasakan ini hanyalah sementara, sebagai euforia dari berkomunitas la

Sebuah Catatan Tentang Menjadi 'Orang Baik'

Awal mula aku berpikir untuk menulis ini ialah ketika mau bayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) di awal semester (6), namun provider bank -nya tidak ada di dekat rumah (satu kabupaten malahan). Aku pun minta tolong kepada seorang teman yang— honestly tidak terlalu akrab juga dengannya. Hanya kupikir, kalau minta tolong ke dia, pasti ditolong . Akhirnya kutanyakan, sudahkah dia bayar UKT, karena kalau belum aku mau nitip. Niatku kalau dia ternyata sudah bayar, aku akan cari orang lain. Dia pun bilang sudah, namun ketika aku mengutarakan maksud bertanya itu, dia menawarkan, “Sini saya bayarkan, Wi.” Meskipun pada akhirnya aku menolak tawaran teman itu, aku berpikir adakah aku juga akan menawarkan hal serupa ketika ada di posisinya? Begitulah kemudian tercap di kepala bahwa temanku itu (memang) orang baik, dan aku bisa jadi sebaliknya. Hal yang sangat sepele mungkin, tapi karena akhirnya kutulis tentang ini, berarti itu sudah demikian mengganggunya di pikiran sehingga mendesak untuk ditulisk