Contoh Karangan Argumentasi



Menabjukkan: Koordinasi Sistem Saraf Manusia
 Jika manusia dengan teknologi komputer sekarang ingin membuat otak manusia, maka diperlukan komputer sebesar bola dunia..” - Prof. Dr. Ing, BJ. Habibie
Siapa sangka, tubuh kita yang tak besar ini dihuni oleh jutaan bahkan miliaran sel. Dari miliaran sel itu, terbentuklah kerja sama sehingga lahir beberapa sistem yang kerap kita pelajari di sekolah dasar maupun menengah. Salah satunya sistem saraf.
Dalam tubuh manusia, terdapat lebih dari 10 miliar sel saraf yang setiap detiknya terus mengantarkan pesan demi pesan yang dikirim oleh indra. Saraf tersebut telah diberi kemampuan untuk mengatur segala kegiatan termasuk proses kirim mengirim pesan dari otot ke otak dan otak ke otot. Satu sel saraf dapat memiliki hubungan dengan 250.000 sel saraf lainnya.
Disebut sistem saraf tatkala lebih satu sel saraf bekerja sama dalam melaksanakan tugas, sedangkan saraf itu sendiri sebenarnya merupakan sel (disebut neuron) dengan cabang-cabang di sekelilingnya. Sekilas, bentuknya mirip dengan laba-laba dengan ukuran terpanjang sekitar 30 cm.
Baik itu sistem saraf maupun sel saraf itu sendiri sangat lekat hubungannya dengan otak dan sum-sum tulang belakang. Pesan atau informasi yang disinyalkan dari reseptor akan dikirim oleh neuron menuju otak jika terjadi secara sadar, dan menuju sum-sum tulang belakang jika itu terjadi secara refleks.
Sinyal saraf bergerak sangat cepat sehingga kita dapat merasakan sebuah situasi dan menanggapinya dalam waktu kurang dari 0,2 detik (Ensiklopedia Sains, 2006:31). Kecepatan sinyalnya bahkan dapat melebihi 120 m per sekon yang tercepat, sedang yang terlambat adalah 1-2 m per sekon.
Otak adalah pusat sistem saraf sekaligus seluruh kegiatan di tubuh kita. Disinilah tempat kita berpikir, membayangkan, menerima informasi dari indra-indra kita, mengartikannya, membuat keputusan, menyimpan ingatan, mengalami emosi, seperti rasa takut dan bahagia, serta mengendalikan pergerakan tubuh (Ensiklopedia Sains, 2006: 30). Betapa banyak ilmuan yang telah meneliti otak manusia dan mereka hanya bisa berdecak kagum. Pasalnya otak memiliki kemampuan luar biasa yang tak dapat dijangkau logika. Otak manusia terdiri dari tujuh bagian yang masing-masing memiliki peran penting dalam keberlangsungan hidup manusia itu sendiri. 
Satu lagi hal menabjukkan tentang tatanan sistem saraf kita yang hanya bisa dilakukannya seorang.  Tahukah anda bahwa tubuh kita membutuhkan tiga juta sel darah setiap detiknya? Ataupun ketika senyum, kita memerlukan 18 otot? Bahkan hal-hal yang dilakukan oleh organ vital lain secara tak sadar pun diatur oleh kekuatan terbesar dalam saraf kita: otak.
Sistem saraf manusia yang begitu sempurna patut kita syukuri. Sebab, otak dan organ-organ vital lain akan terus bekerja bahkan saat kita tidur. Sedangkan alat-alat lain yang juga fungsinya kurang lebih sama dengan organ tubuh manusia pasti memiliki kala bekerja dan kala istirahat yang jika tak dipatuhi berakibat pada kerusakan benda tersebut.
Sebut saja kantor pos, coba bayangkan jika sistem saraf kita bekerja seperti prinsip Pos Indonesia. Mereka jika diberi kiriman atau pesan hari ini, biasanya akan sampai sehari atau seminggu kemudian. Semakin banyak kiriman, semakin mahal biayanya. Sedangkan otak kita, sebanyak apapun pesan yang dikirim reseptor, otak tak akan penuh dan tak akan ada biaya yang keluar. Atau bayangkan kalau saja sistem otak kita seperti sistem komputer atau handphone yang baru akan bekerja setelah dialiri listrik ataupun diisi penuh baterainya.
Saya selalu berpikir, dan lagi-lagi pikiran saya tak dapat memikirkannya. Jika diperhatikan (dan memang keseluruhan dari kita juga mengalaminya), sangat sulit dibayangkan bagaimana cara informasi itu dengan sigapnya sampai di otak kita.
Misalnya ketika kita melihat warna putih, dipikiran kita memang mengatakan bahwa ‘itu adalah warna putih’. Dan itu terjadi sangat spontan. Atau ketika ujung jari kita terkena wajan yang sedang dipanaskan, maka dengan sigapnya juga kita rasakan bahwa ‘itu panas’ dan segera menyingkirkan tangan dari sana.
Dan lagi-lagi logika kita tidak dapat menembus kayanya ilmu pengetahuan yang disediakan Tuhan YME. Karenanya, manfaatkanlah sebaik mungkin apa yang ada pada tubuh kita, sebab teknologi secanggih apapun, semahal apapun tetap tak dapat menggantikan fungsi organ yang memiliki berat 1,4 kilogram itu.


               Pembelajaran Bahasa Indonesia, Rabu, 2 Maret 2016




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Novel "Memberi Jarak pada Cinta"

Some Theories About How The Conflict Appears

Naluri: Review Novel "Penguasa Lalat" oleh William Golding