Mendeskripsikan Tabel
Angka dan Kata
Aku
benci angka. Pasalnya orang-orang lebih menyukai angka daripada kata. Semisal,
siswa ketika disuruh menulis “dua ratus tiga puluh tiga” pastilah mereka
cenderung menulis “233” dari pada kata demi kata. Sebagai seseorang yang
bercita-cita menjadi penulis, aku tidak suka jika kata dapat digantikan oleh
angka.
Tak
bisa kubayangkan orang-orang kantoran sana terus berkutit di depan computer dan
melototi angka-angka baik dalam bentuk tabel, grafik, maupun diagram. Tapi sekarang
aku diperhadapkan dengan tabel hasil produksi pertanian. Aku ditugasi untuk
membaca, mendalami dan mengata-ngatai angka yang sebenarnya tak butuh kata. Maka
inilah kesempatanku untuk membuktikan bahwa kata sekalipun panjang juga bisa menggantikan
angka yang hanya memuat hal mutlak.
Tapi
sekali lagi, sudah sangat jelas, bukan? Bahwa pada tahun 2000 itu, hasil
pertanian padi ada 5 kw/ha dan jagung 4 kw/ha. Setahun setelahnya, petani padi
dan jagung ternyata harus puas dengan hasil yang sama, 6 kw/ha.
Tahun
berikutnya, hasil padi terbilang naas karena harus turun satu digit,
meninggalkan hasil jagung yang tetap bertengger di angka 6. Mungkin karena
kemarau,ya? Kudengar jagung akan tumbuh sehat meskipun matahari tak terbendung
panasnya.
Di
tahun 2003, nampaknya bu padi enggan merunduk. Sehingga tak banyak isi, tak
banyak panen. Sebab di tahun ini, hasil produksi turun seangka lagi. 4 kw/ha,
kira-kira hanya mampu mencukupi pangan masyarakat dari Sabang sampai Pinrang.
Hahaha..berbanding balik dengan jagung yang terus melesat menjadi 7 kw/ha.
Akhirnya
pada tahun 2004, kesialan melanda petani-petani kita. Hasil padi dan jagung
janjian turun dua angka menjadi 2 kw/ha dan 5 kw/ha. Sungguh kodrat Tuhan yang
tak dikira manusia.
Setelah mendiskripsikan tabel tadi, kira-kira
kau lebih suka membaca yang mana? Angkakah? Atau katakah?
Pembelajaran
Bahasa Indonesia, Kamis, 10 Februari 2016
Link tabel : www.ssbelajar.net
Komentar
Posting Komentar